Hampir di setiap mall dan pusat-pusat perbelanjaan kita akan menjumpai pintu otomatis. Pintu ini akan membuka ketika anda mendekatinya dan menutup ketika anda telah melaluinya. Apakah ada operator manusia yang mengendalikannya dari sebuah tempat yang tidak kita lihat? Tidak. Tidak ada seorangpun yang mengendalikannya. Pintu-pintu tersebut membuka-menutup secara otomatis. Pernakah anda berpikir bagaimana cara pintu otomatis ini bekerja?
Jika Anda perhatikan, di bagian atas
pintu-pintu itu terpasang sebuah alat, seperti tampak pada gambar di atas. Itulah
sensornya. Sensor ini memancarkan GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK yang frekuensinya
berada di luar spektrum visible,
artinya gelombang tersebut tidak tampak oleh mata manusia, misalnya gelombang
mikro (microwave) atau gelombang ultrasonik.
Si sensor memancarkan gelombangnya secara
kontinyu (terus menerus) ke berbagai penjuru arah yang biasanya dilalui manusia
untuk masuk/keluar melalui pintu tersebut, seperti yang tampak pada gambar di
atas. Perhatikanlah bahwa gelombangnya dipancarkan secara konsisten di
titik-titik tertentu. Setelah dipancarkan, si gelombang DIPANTULKAN KEMBALI oleh
permukaan yang ditabraknya, dan kembali masuk ke sensor. Dari sini si sensor MEREKAM
WAKTU YANG DIBUTUHKAN oleh si gelombang untuk
menempuh perjalanan mulai dari dipancarkan sampai masuk kembali ke sensor. Selama
tidak ada orang yang melintas, maka waktu tempuh gelombang yang terbaca oleh
sensor ini selalu konsisten.
Sekarang bayangkan ketika ada orang yang bergerak
menuju pintu, seperti tampak pada gambar di atas. Orang tersebut memasuki wilayah gelombang yang dipancarkan
oleh si sensor. Beberapa gelombang lantas menabrak si orang tersebut dan
dipantulkan kembali ke dalam sensor dalam WAKTU YANG LEBIH CEPAT DARIPADA
SEHARUSNYA, karena jalur gelombangnya terpotong oleh orang tersebut (jarak
tempuhnya menjadi lebih pendek daripada sebelumnya). Sensor pun mendeteksi
adanya PERBEDAAN WAKTU ini dan mengaktifkan pintu untuk terbuka.
Ketika si orang telah melintas dan daerah
di sekitar pintu telah kosong kembali, maka waktu tempuh para gelombang kembali
ke angka normal, sehingga sensor mengaktifkan pintu untuk menutup.
Bagaimanapun, mekanisme yang dijelaskan
di atas bukan satu-satunya metode agar pintu dapat membuka-menutup secara
otomatis. Ada pula yang menggunakan sensor tekanan. Pada metode ini, sensornya
dpasang di bawah lantai sekitar pintu. Sensor ini bekerja seperti timbangan
berat badan digital. Ketika ada orang yang melintas di sekitar pintu, maka si sensor
mendeteksi adanya berat yang berlebih sehingga pintu diaktifkan untuk membuka. Ketika
orang itu sudah pergi, maka beban lantai kembali ke angka normal sehingga pintu
menutup kembali. Selain sensor tekanan, ada juga pintu otomatis yang
menggunakan gelombang inframerah untuk mendeteksi panas tubuh manusia.
Sebagai antisipasi, biasanya untuk satu
pintu dipasang lebih dari satu sensor. Jadi bila ada sensor yang gagal
berfungsi, sensor yang lain mengambil alih.
Positive site, where did u develop the information on this posting? I'm pleased I came across it though, ill be checking back soon to find out what additional posts you include.Pintu Otomatis
BalasHapus